Berikut perbandingan kronologi banjir dalam kisah Nabi Nuh dalam Islam dan Dewa Manu dalam Hindu:
| Tahap Kronologi | Kisah Nabi Nuh (Islam) | Kisah Dewa Manu (Hindu) |
|---|---|---|
| Peringatan Awal | Nabi Nuh diutus Allah untuk memperingatkan kaumnya yang durhaka agar bertobat dan meninggalkan penyembahan berhala. Peringatan berlangsung selama ratusan tahun, namun umatnya tetap membangkang. | Manu menerima wahyu dari Dewa Wisnu (berwujud ikan Matsya) bahwa akan terjadi banjir besar yang akan memusnahkan ciptaan. |
| Persiapan Bahtera | Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk membangun bahtera besar untuk menyelamatkan keluarganya yang beriman dan berbagai hewan dari banjir. | Dewa Wisnu menasihati Manu untuk membuat bahtera dan menyimpan benih kehidupan, kitab suci Weda, serta makhluk hidup agar selamat dari banjir. |
| Terjadinya Banjir | Air bah turun selama 40 hari dan malam berturut-turut dari Allah, meluluhlantakkan bumi dan menenggelamkan orang-orang yang durhaka. | Banjir besar datang dan melanda seluruh bumi untuk menyucikan dan memulai siklus baru kehidupan. |
| Keselamatan | Nabi Nuh, keluarganya, dan hewan-hewan di dalam bahtera selamat, sementara yang tidak beriman binasa. | Manu dan makhluk yang diselamatkan di bahtera, termasuk para resi dan kitab suci, selamat dari bencana tersebut. |
| Pasca Banjir | Setelah air surut, Nabi Nuh dan keluarganya keluar dari bahtera untuk memulai umat manusia baru yang taat kepada Allah. | Manu memulai era baru, meneruskan kehidupan di bumi, serta menyusun tatanan sosial dan hukum. |
| Aspek | Nabi Nuh (Islam) | Dewa Manu (Hindu) |
|---|---|---|
| Identitas Tokoh | Nabi dan rasul Allah yang ke-3, diutus untuk menyebarkan tauhid dan memperingatkan kaumnya yang durhaka. | Manusia atau dewa leluhur umat manusia di zaman Hindu, pelopor hukum dan peradaban, sekaligus tokoh penyelamat umat manusia. |
| Latar Cerita | Nabi Nuh diutus ke kaum yang menyembah berhala, yang mengabaikan ajarannya dan terus berbuat dosa. | Manu mendapatkan wahyu dari Dewa Wisnu (Matsya Avatara) tentang datangnya banjir besar yang akan melanda bumi. |
| Kisah Bencana | Allah menurunkan banjir besar untuk menghukum umat yang durhaka, Nuh diperintahkan membuat bahtera untuk menyelamatkan keluarga dan hewan. | Manu diperintahkan membangun bahtera oleh Dewa Wisnu yang berwujud ikan, untuk menyelamatkan diri, dan berbagai makhluk hidup serta kitab suci dari banjir besar. |
| Tempat dan materi penyelamatan | Bahtera berisi Nabi Nuh, keluarganya yang beriman, dan pasangan hewan. | Bahtera membawa Manu, bijak, biji-bijian, hewan, para resi, serta kitab suci Weda. |
| Tujuan Bencana dan Penyelamatan | Menghapus kejahatan dan penyembahan berhala, menyelamatkan umat yang taat kepada Allah agar peradaban manusia bisa dimulai kembali. | Menyelamatkan umat manusia dan kelestarian dunia, serta meneruskan ilmu pengetahuan dan peradaban setelah bencana. |
| Simbolisme | Ketaatan pada perintah Allah, kesetiaan pada iman, dan pembaruan umat manusia. | Siklus kehidupan, pelestarian alam, dan kesinambungan pengetahuan serta moralitas. |
| Referensi Kitab | Al-Qur’an (surah Nuh, Hud, dan lain-lain). | Purana Hindu, khususnya Matsya Purana dan cerita Matsya Avatara. |
m
Tidak ada komentar:
Posting Komentar